Tuesday, March 31, 2009

Worm 1 April Bukan Lelucon, Tapi Jangan Takut

Worm 1 April Bukan Lelucon, Tapi Jangan Takut
Wicak Hidayat - detikinet

Jakarta - Munculnya versi baru program jahat Conficker pada 1 April 2009 diakui bukan hoax atau lelucon 1 April. Di sisi lain, pengguna internet tak perlu ketakutan.


Jakarta - Munculnya versi baru program jahat Conficker pada 1 April 2009 diakui bukan hoax atau lelucon 1 April. Di sisi lain, pengguna internet tak perlu ketakutan.

SANS Internet Storm Center, lembaga yang memantau 'badai' virus dan program jahat di internet, mengatakan kemunculan versi terbaru Conficker alias DownAdUp pada 1 April bukanlah lelucon 1 April. Di sisi lain, lembaga itu juga meminta pengguna internet untuk tidak panik.

"Berdasarkan fakta dan informasi yang kami miliki, kami di Internet Storm Center percaya bahwa 1 April akan menjadi hari yang biasa saja. Tapi bukan berarti kami tak akan mengawasi situasi yang berkembang," tukas Chris Carboni salah satu peneliti SANS Internet Storm Center yang dikutip detikINET, Selasa (31/3/2009).

Hal serupa diungkapkan Aulia Fajar Huriadi, Technical Consultant Indonesia dari perusahaan keamanan komputer Trend Micro. "Sampai sekarang semakin kencang isu virus outbreak yang akan keluar pada 1 April 2009 yaitu Worm_Downad.KK (nama lain dari Conficker -red.). Yang pasti malware ini berpengaruh paling besar ke Windows NT-platform base (NT, 2000, XP)," ujar Aulia dalam keterangan yang diterima detikINET, Selasa (31/3/2009).

Aulia mengatakan, pusat riset Trend Micro menengarai Worm_Downad itu akan mengaktifkan kemampuan download pada 1 April 2009. Semua sistem yang sudah terinfeksi akan mencoba melakukan download pada tanggal tersebut.

Meski demikian, belum ada indikasi adanya perubahan perilaku yang berbahaya selain melakukan koneksi ke 500 alamat web per hari dari 50.000 alamat web yang dibuat secara acak. Versi sebelumnya dari program jahat ini hanya menghubungi 250 alamat web per harinya.

Namun Trend Micro tetap menghimbau pengguna untuk waspada. "Namun sangat mungkin pada tanggal 1 April 2009 malware ini akan mengaktifkan diri untuk mendownload versi exploit yang lebih baru dengan melakukan koneksi ke domain baru di dalam daftar domain yang sudah terinfeksi," ujar Aulia.

Aulia pun berbagi tips berikut untuk mencegah keganasan Worm_DownAd alias Conficker alias DownAdUp:

1. Patch MS08-067 vulnerabilities
2. Disable autorun dari semua removable device
3. Gunakan tools berikut untuk memastikan tidak ada resident downad di memory, tidak ada service downad dan safeboot registry enable (untuk memastikan bisa masuk ke safe mode).


Baca Selengkapnya ......

Ahlus Sunnah Mengimani Bahwa Al-Qur'anul Karim Adalah Kalamullah, Bukan Makhluk

AHLUS SUNNAH MENGIMANI BAHWA AL-QUR'ANUL KARIM ADALAH KALAMULLAH, BUKAN MAKHLUK


Oleh:
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

di ambil dari : www.almanhaj.or.id



Termasuk iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Kitab-kitab-Nya, yaitu mengimani bahwa Al-Qur-an adalah Kalamullah [1] yang diturunkan (dari-Nya), bukan makhluk. Al-Qur-an berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Dan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara secara hakiki.


Allah al-Qadiir berfirman:

"Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” [An-Nisaa’: 164]

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah Jalla Jalaluhu benar-benar berbicara kepada Nabi Musa Alaihissalam dan tidak boleh ditakwil dengan penafsiran yang lainnya. [2]

Juga firman Allah al-Mubiin:

"Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu m-minta pertolongan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah (firman Allah), kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.” [At-Taubah: 6]

Al-Qur-an yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah benar-benar kalamullah, bukan perkataan makhluk-Nya, serta tidak boleh berpendapat bahwa Al-Qur-an itu hikayat (cerita) atau ibarah (terjemah) dari kalamullah atau majaz (kiasan). Pendapat ini adalah sesat dan menyimpang bahkan dapat menyebabkan kekufuran. [3]

Syaikh Abu ‘Utsman ash-Shabuni (wafat th. 449 H) rahimahullah berkata: “Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur-an adalah kalamullah, kitab, firman dan wahyu yang diturunkan-Nya, bukan makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa Al-Qur-an adalah makhluk, maka ia kafir menurut pandangan mereka (Ahlus Sunnah). Al-Qur-an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan oleh Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril Alaihissalam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan bahasa Arab, untuk orang-orang yang berilmu, sebagai peringatan sekaligus kabar gembira. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Azza wa Jalla :

"Dan sesungguhnya Al-Qur-an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, ia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” [Asy-Syu’araa’: 192-195]

Al-Qur-an adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam kepada ummatnya sebagaimana diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam Al-Qur-an:

"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabb-mu...” [Al-Maa-idah: 67]

Dan yang disampaikan oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kalamullah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya kepada manusia pada waktu ibadah haji, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa di antara kalian yang sudi membawaku kepada kaumnya? Sesungguhnya kaum Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku.” [4]

Al-Qur-an adalah kalamullah, bagaimana pun keadaannya, apakah yang terjaga di dalam dada (yang dihafal oleh kaum Muslimin) atau yang dibaca oleh lisan, yang ditulis di mushaf-mushaf. Al-Qur-an adalah kalamullah; lafazh, maknanya serta termasuk huruf dan maknanya adalah kalamullah.” [5]

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:

"Barangsiapa yang berkata bahwa ucapan saya yang melafazhkan Al-Qur-an adalah makhluk, maka ia adalah penganut Jahmiyyah. Dan barangsiapa yang berkata bukan makhluk, maka ia adalah ahli bid’ah.” [6]

Jika ada seseorang yang mengingkari sesuatu dari Al-Qur-an atau berkeyakinan bahwa ada kekurangan atau sesuatu yang perlu ditambah (padanya), maka ia telah kafir.

Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah berkata: “Al-Qur-an adalah kalamullaah, bukan makhluk. Barangsiapa yang berkata: ‘Al-Qur-an adalah makhluk,’ maka ia telah kufur kepada Allah Yang Mahaagung, tidak diterima syahadatnya, tidak boleh dijenguk apabila ia sakit, tidak dishalatkan apabila meninggal, dan tidak boleh dikuburkan di pemakaman kaum Muslimin. Ia harus diminta bertaubat, kalau tidak mau, maka harus dipenggal kepalanya.” [7]

Al-Qur-an wajib ditafsirkan menurut pemahaman Salafush Shalih (para Sahabat) [8] dan tidak boleh menafsirkan semata-mata dengan ra'yu (logika) karena hal tersebut berarti mengatakan sesuatu atas Nama Allah dengan tanpa ilmu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Adapun menafsirkan Al-Qur-an dengan ra'yu (logika) semata hukumnya adalah haram.” [8]

[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, PO BOX 7803/JACC 13340A. Cetakan Ketiga Jumadil Awwal 1427H/Juni 2006M]
_________
Footnotes
[1]. Tentang masalah ini lihat al-‘Aqiidatus-Salafiyah fii Kalaami Rabbil Bariyyah wa Kasyfi Abaathillil Mubtadi’ah ar-Radiyyah (cet. I-1408 H) oleh ‘Abdullah bin Yusuf al-Judai’.
[2]. Lihat ar-Raddu ‘alal Jahmiyyah (hal. 155, cet. II-Daar Ibnul Atsir, 1416 H) oleh Imam Abu Sa’id ‘Utsman bin Sa’id ad-Darimi (wafat th. 280 H), tahqiq Badr bin ‘Abdillah al-Badr.
[3]. Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah (hal. 20).
[4]. HR. Abu Dawud (no. 4734), at-Tirmidzi (no. 2925), Ibnu Majah (no. 201), al-Bukhari dalam Khalqu Af’aalil ‘Ibaad (hal. 41), ad-Darimi dalam ar-Radd ‘alal Jahmiyyah (no. 285), Ahmad (III/390), al-Hakim (II/612-613), dari Sahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu 'anhu. Hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahaby.
[5]. Lihat ‘Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadiits (hal. 30-31, no. 6), tahqiq dan takhrij Badr bin ‘Abdillah al-Badr.
[6]. Lihat ‘Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadiits (hal. 33) dan Majmuu’ Fataawaa Syaikhil Islaam Ibni Taimiyyah (XII/325).
[7]. Sanadnya shahih. Disebutkan oleh adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul Huffaazh (II/ 728-729) secara ringkas. Lihat ‘Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadiits (hal. 31, no. 7).
Catatan: Yang berhak melaksanakan hukuman ini adalah ulil amri (pemerintah/ hakim)
[8]. Sebagaimana yang termuat di dalam muqaddimah Tafsiir Ibni Katsiir ((I/4-8), cet. Daarus Salaam) bahwa Al-Qur-an ditafsirkan dengan:
a. Al-Qur-an, atau
b. As-Sunnah, atau
c. Perkataan para Sahabat g, atau
d. Perkataan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, kemudian
5. Secara bahasa (lafazh bahasa Arab).
Lihat Muqaddimah fii Ushuulit Tafsiir karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (hal. 84-94), Daar Ibnul Jauzi, th. 1414 H, tahqiq Fawwaz Ahmad Zamrali.


Baca Selengkapnya ......